Kuliah: Sibuk atau Produktif? (Bagian 2)

Bismillah. lanjut ya gaes... *cerita dari zaman baheulakk wkwk
kalo nyari bagian 1, nih tautannya: Kuliah: Sibuk atau Produktif? (Bagian 1)

Sebenernya sih biasa aja, cuman memang dibutuhkan manajemen yang bener-bener ekstra strategis untuk menjalani itu semua. Dan ...


Percayalah, bahwa perkuliahan (dengan segenap hiruk pikuknya) akan baik-baik saja ketika pelakunya tidak terjebak dalam dilema percintaan.

Ya, percintaan dengan lawan jenis. Rupanya, memang masa perkuliahan adalah masa di mana seseorang mulai beranjak dewasa. Kematangan biologisnya mulai menunjukkan tanda-tanda, pun dengan ketertarikannya dengan lawan jenis. Rasa bahagia nan racetha pun mulai menghampiri ketika menaksir si dia.

Dia yang senantiasa terbayang dalam setiap angan, ketika ke burjo, ketika ngerjain laporan praktikum, ketika mau tidur, bahkan terlintas dalam benak ketika menjalin komunikasi dengan-Nya. Aku... mengalaminya.

Ada dua hal yang mesti dipahami:
  1. Bahwa kuliah itu tidak mudah, apalagi jika beramanah di luar kelas. Tuntutan akademik dan tuntutan kreativitas tanpa batasan dinding-dinding kelas menjadi hal yang cukup rumit apabila dihadapi dengan manajemen yang tiada baiknya.
  2. Bahwa waktu yang dimiliki sangatlah terbatas. Bayangkan, manusia hanya memiliki waktu 24 jam sehari dan 7 hari sepekan untuk memenuhi apa yang ia butuhkan, pun dengan apa yang ia inginkan. Dengan mismanajemen yang berkelanjutan, manusia itu hanya mampu melihat realita dirinya dalam ambang keambiguan.
Maka, lebih baik tundalah kisah cintamu, bagi kamu yang tak mampu membagi waktu! (pesan untukku sendiri)

Kamu tu gak harus mikir secara bercabang terlalu banyak.. mikir akademik lah, mikirin tugas lah, mikirin dosen killer lah, mikirin praktikum lah, mikirin si dia yang menuntut pengertian, blablabla...

Aku tahu, bahwa memang eranya demikian. Rasa suka pada dirinya, hmm ya wajar sii.. tapi, kembali lihatlah kemampuanmu dalam memanajemen diri. Apakah sudah baik? Apakah tidak akan mendistraksi perjalananmu meraih impian? Toh, ketika impian tercapai, ini juga untuk kisah cinta yang lebih baik, bersamanya...

Pun, lihatlah kembali aturan agamamu, apakah membolehkan hal yang demikian? Dalam agama yang ku anut, mendekati lawan jenis bukan mahramnya itu ndak boleh eeee. Kalo suka, ya pilihannya 2: nikahi, atau puasa aja. Halalkan atau lepaskan. Hmmm...

Jadi, gitu gaes.. sebenere agak gak nyambung sii sama bagian 1, tapi semoga bermanfaat ya.
Budidayakanlah kebaikan!

Komentar

Postingan Populer