Sosok Mahasiswa Ideal - Sebuah Coretan Melatih Literasi

Sumber gambar: ristekdikti.go.id

Mahasiswa adalah mereka yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Istilah tersebut sebenarnya memiliki makna yang sama dengan kata siswa karena esensinya sama, yaitu mereka yang sedang menimba ilmu. Bahkan, dalam bahasa Inggris, istilah untuk menerjemahkan kedua kata tersebut pun sama, yaitu student. Namun, di Indonesia, seseorang yang sedang menempuh pendidikan tinggi diberikan istilah yang berbeda dengan mereka yang tidak. Hal tersebut cukup memberikan gambaran kepada kita akan besarnya peran seorang mahasiswa yang mungkin lebih besar perannya daripada siswa.

Lalu, sebenarnya peran apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa? Kompleksitas yang dimiliki bangsa kita barangkali dapat dijadikan rujukan untuk menjawab pernyataan tersebut. Latar belakang suku dan budaya, agama, letak geografis yang strategis, terdiri dari lautan dan daratan dengan kontur daratan yang beragam dan kedalaman lautan yang bervariasi, sumber daya alam yang melimpah, serta hal-hal lainnya yang ada bahkan mungkin hanya tersedia di sini – menjadi ciri khas dan keuntungan tersendiri bagi bangsa ini. Tak heran, jika banyak pembesar negeri-negeri lain yang ingin menguasainya sejak dahulu kala. Dari Inggris sampai Spanyol, dari Belanda sampai Portugal – semuanya setidaknya pernah berebut untuk menguasai dan melanggengkan kekuasaannya di bangsa miniatur surga ini. Termasuk setelah merdeka pun, mereka tetap berusaha menguasai miniatur surga tersebut dengan dalih kebebasan ekonomi.

Rakyat kita adalah rakyat yang memiliki potensi begitu besar. Sejarah telah membuktikan bahwa penghuni miniatur surga tersebut mampu menuliskan sejarahnya sendiri tanpa campur tangan yang lain. Telah banyak putra bangsa yang telah mengharumkan nama ibu pertiwinya – Hayam Wuruk, Gajah Mada, Radin Inten II, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Soekarno, dan putra-putra lainnya. Mereka adalah representasi kekuatan dan kemampuan bangsa ini dalam mencatatkan sejarah dan pencapaiannya sendiri tanpa campur tangan bangsa lainnya. Namun, bagaimana dengan keadaan yang saat ini terjadi?

Banyak sekali masalah terjadi di negara kita. Sekelumit contohnya antara lain pembangunan antardaerah yang tidak merata, kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan sosial yang tinggi, akses pendidikan yang masih begitu sulit di berbagai daerah, angka kriminalitas yang tinggi, pencemaran lingkungan akibat sampah yang dihasilkan masyarakat dan limbah yang dihasilkan pabrik terletak pada angka yang cukup tinggi, tingkat kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup masih berada pada taraf yang rendah, dan lain sebagainya. Begitu pelik, namun bukan bangsa Indonesia jika menyerah begitu saja terhadap semua permasalahan yang ada.

Di sinilah peran mahasiswa. Ya, merekalah motor penggerak pembangunan sejati suatu bangsa. Dengan disiplin ilmu masing-masing, mereka bisa mendayagunakan segala potensi yang mereka miliki untuk menghadirkan perubahan dan perbaikan dalam masyarakat, serta sanggup dengan cermat dan tanggap atas permasalahan yang ada di sana. Mereka adalah seberkas cahaya yang menjadi harapan untuk membawa bangsa dan negara ini dari kegelapan menuju pencerahan.

Gadjah Mada adalah mata airmu, Gadjah Mada adalah sumber airmu. Tinggalkanlah kelak Gadjah Mada ini bukan untuk mati tergenang dalam rawanya ketiadaan amalan atau rawanya kemuktian diri sendiri, tetapi mengalirlah ke laut, tujulah ke laut, lautnya pengabdian kepada negara dan tanah air, yang berirama, bergelombang, bergelora. (Soekarno)

Selama kuliah, mahasiswa harus sanggup mendayagunakan segala potensi yang ia miliki. Hal tersebut guna meningkatkan mutu dirinya dalam berbagai hal, terutama dalam disiplin ilmunya, namun tidak sebatas itu. Misalnya, seorang sarjana pertanian setidaknya harus mahir mengenai budidaya padi yang pasti kelak sangat berguna bagi masyarakat. Namun, ia juga boleh untuk memiliki wawasan lain di luar disiplin ilmunya yang dapat memperkaya khazanah pengetahuan yang ia miliki. Kekayaan intelektual tersebut dapat ia dapatkan dari berbagai sumber, misalnya dari kelas, seminar, organisasi, buku-buku yang ia baca, dan kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena itu, ia harus bisa memanfaatkan sumber-sumber itu secara maksimal. Contohnya, Wyncent Halim yang merupakan mahasiswa berprestasi nasional 2017. Ia memiliki segudang prestasi di kancah internasional salah satunya karena berhasil mendayagunakan semua potensi dirinya.

Oleh karena itu, jadilah mahasiswa ideal; mahasiswa yang sanggup untuk mendayagunakan segenap potensi diri yang ia miliki. Sehingga ketika lulus, ia dapat memberikan sumbangan terbaiknya untuk kehidupan bangsa dan negara yang lebih baik.

Yogyakarta, 1 Agustus 2017

Komentar

Postingan Populer